HMJ KEPENDIDIKAN ISLAM/PRODI MPI USULKAN MAGANG

  • 13 Januari 2021
  • 12:32 WITA
  • Administrator
  • Berita

Pengurus HMJ Kependidikan Islam(KI) /Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Alauddin, Rabu (9/5/2012)melaksanakan Dialog dengan pihak Pimpinan Fakultas, Dialog berlansung 3 jam di ruangan Teater I FTK dihadiri sedikitnya 50 orang mahasiswa dengan tema pokok, "Arah dan Kiprah Luaran Jurusan KI Program MPI". Dialog antara mahasiswa dengan pihak pimpinan Fakultas dipandu  Ketua Jurusan HMJ MPI periode 2012-2013, Nasiruddin. Dalam pada itu, hadir Dekan FTK UIN Alauddin Dr. H. Salehuddin, M. Ag, juga Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan, Drs. H. Muh. Anis Malik, M. Ag. dan Ketua Jurusan KI/MPI Drs. H. Muhammad Yahya, M. Ag. Pada kesempatan itu, baik dekan maupun PD dan Ketua jurusan yang hadir dalam dialog tersebut mengarahkan dan memberikan motivasi yang tinggi kepada mahasiswa agar mengenal jurusannya sehingga keilmuan di  jurusannya dapat didalami dan mampu menunjukkan jati diri dan prestasi yang gemilang di bidangnya yang siap pakai. Pada kesempatan itu Dekan FTK, berharap jurusan ini punya kompetensi ganda yakni mampu mengajar Agama Islam, juga menjadi tenaga manajemen di bidang pendidikan, oleh karena itu katanya semua alumni MPI ini tetap mendapatkan AKTA IV (Akta Mengajar) sebagai SIM (surat Izin Mengajar). untuk itu diwajibak bagi jurusan ini melaksanakan kegiatan sebagai Guru PPL (praktek Pengalaman lapangan selama 3 bulan). Dalam dialog itu sejumlah mahasiswa berharap selain PPL mengajar, juga ada pendalaman materi manajemen dengan melakukan magang di kantor-kantor termasuk di kantor pendidikan dalam naungan kemendiknasbud. Berkaitan ini kajur KI/MPI, Muh. Yahya, menyambut baik keinginan itu, namun harus dialokasikan anggarannya oleh pihak Fakultas dan Universias, karena kegiatan magang itu, selalu diawali dengan MoU dengan instansi terkait, oleh karena itu perlu rumusan untuk mewujudkan ini, sebab disatu pihak kita berharap mahasiswa mampu menerapkan dan membandingkan ilmunya yang diterapkan di instansi perkantoran juga konsekwensi penganggaran, apakah dibebankan lagi kepada mahasiswa atau dicarikan pos penganggaran dengan tanpa mengorbankan kegiatan lain.